Berbagi

Belajar Mandiri Mempersiapkan Distribusi Film Pelajar

Belajar Mandiri Mempersiapkan Distribusi Film Pelajar

Kerja pembuat film pendek atau dokumenter pendek di komunitas film, baik pelajar maupun umum, tidak hanya selesai saat produksi saja. Namun harus secara aktif memikirkan nasib karya film, bagaimana pendistribusiannya. Pada praktiknya, ini bahkan tidak hanya menjadi urusan produser semata, sutradara maupun kru yang lain, kerap masih memikirkannya.

Pada Festival Film Purbalingga (FFP) 2024 ini digelar program Pelatihan Persiapan Distribusi Film Pendek untuk pelajar pembuat film dan guru pembina yang filmnya masuk nominasi FFP 2024. Mereka aktif mengikuti pelatihan selama tiga hari pada Selasa, Kamis, dan Jumat, 23, 25, dan 26 Juli 2024 di Bioskop Misbar Purbalingga.

Program ini difasilitasi Arie Kartikasari, salah satu anggota tim program Layar Akhir Pekan (LAP) Bioskop Misbar Purbalingga. Tika mengajari terkait bagaimana perencanaan distribusi film secara sederhana.

Menurut Arie Kartikasari yang akrab disapa Tika, film itu medium yang bisa dipakai oleh pembuat film untuk menyuarakan isu tertentu. ”Film-film pelajar di FFP jelas bagaimana pelajar

menyuarakan kegelisahan mereka, baik yang film fiksi maupun dokumenter. Satu-satunya cara kegelisahan atau pendapat mereka didengarkan, ya dengan cara karya film mereka didistribusikan,” tutur alumnus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini.

Pelatihan ini dirancang untuk membantu para pembuat film pendek pelajar memahami langkah-langkah dasar yang diperlukan agar karya mereka dapat diterima dan dinikmati oleh audiens yang lebih luas. Peserta mendapatkan pemahaman dasar tentang bagaimana mendistribusikan film pendek secara efektif.

”Distribusi film itu sangat penting ya karena kalau kita cuma membuat, nanti film itu tidak ada yang menonton. Dan kita tidak ada semangat untuk membuat film lagi,” ujar Baidzaki Adham Hibatullah, kamerawan film dokumenter ”Yang Tergerus Waktu”.

Pada hari pertama, dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan distribusi film dengan mempersiapkan press kit. Dilanjut hari kedua, para nominator diberi kesempatan membuat press kit. Dan di hari ketiga atau terakhir, peserta mempresentasikan press kit yang sudah dibuat, tujuannya agar press kit yang sudah dibuat siap dan memudahkan pendistribusian film ke festival-festival yang lain.

Sementara guru pembina film ”Bendera Sholawat” Andara Diva Widianingtyas menganggap, distribusi film itu penting. ”Masa si kita sudah banyak perjuangan buat bikin film, tidak dipertontonkan ke publik. Ya karna kami tidak banyak pengalaman distribusi film, makanya pelatihan ini penting sekali bagi kami,” ujar guru SMK Al Fatah Banjarnegara.

FFP 2024 terlaksana atas dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, LPDP, Bioskop Misbar Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, Art Film Picture Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Info selengkapnya dapat diakses melalui festivalfilmpurbalingga.id

Penulis: Aniti Karunia
Editor: Bowo Leksonod

Berita Lainnya

Back to list