Bioskop Rakyat

Biora di SMK Ar Royyana Kawunganten Cilacap

Biora di SMK Ar Royyana Kawunganten Cilacap

Bioskop Rakyat (Biora), pemutaran film-film pelajar nominasi Festival Film Purbalingga (FFP) 2023, mengawali di Kabupaten Cilacap di aula SMK Ar Royyana Kawunganten. Aula yang berupa dua ruang kelas dengan membuka batasan skat ini digelar pada Senin, 15 Januari 2024 jam 13.00 WIB.

”Alhamdulillah ya setelah sebelumnya anak-anak dan guru berkesempatan ikut pelatihan penulisan skenario, sekarang didatangi untuk mengapresiasi film-film pelajar. Sebenarnya sudah lama kami mencoba lahirnya karya film di sekolah kami. Semoga ini sebuah jalan untuk itu,” ujar Kepala SMK Ar Royyana Mohamad Toha, S.T.

Saat biora ini, diputar tujuh film pelajar, yaitu ”Cai Kahuripan”, ”Mantu Kiai”, ”Pedangan”, ”Ebeg Sejoli”, ”Percakapan Hampa”, ”Dalan Ruwag”, dan ”Nyengir”. Penonton dari berbagai kelas dan jurusan, tampak serius karena jarangnya mengapresiasi film-film pendek dan dokumenter.

Riza Widia Astuti pelajar kelas XI merasa termotivasi menonton film-film pelajar yang diputar. ”Setelah menonton, kami jadi ingin mengembangkan potensi dan kreativitas. Saya sendiri tertarik pada film Dalan Ruwag karena di sekitar saya banyak jalan rusak,” ungkap pelajar jurusan Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis.

Pengembangan Ide Cerita

Pada kesempatan itu, digelar pula bimbingan singkat (coaching clinic) terkait pengembangan ide film fiksi pendek dan dokumenter pendek. Tidak hanya pelajar dan guru pembina ekstrakulikuler sinematografi SMK Ar Royyana Kawunganten, namun juga SMK Komputama Majenang dan SMK KTN Wanareja. Sayangnya, SMK KTN Wanareja tidak hadir.

Menurut Paresti Juniarti pelajar kelas XI jurusan Multimedia SMK Ar Royyana, membuat film ternyata tidak gampang, masih ditahap awal yaitu membuat ide aja sulit. ”Ide harus berlogika dan mudah dimengerti calon penonton nantinya. Sering membaca dan menonton film jadi syarat penting agar ide kita layak difilmkan,” tuturnya.

Saat coaching clinic minimal anak-anak sudah siap dengan ide cerita yang sudah siap diproduksi, namun mewujudkan ide yang baik saja kerap mengalami kesulitan. Kasus seperti ini selalu menjadi tantangan setiap pelajar yang mengikuti ekskul sinema.

Guru pembina ekskul sinema SMK Ar Royyana Tri Harti Widiasih, S.Kom merasa anak-anak masih sangat lemah dalam menuangkan ide, baik secara lisan terlebih dalam tulisan. ”Butuh pengetahuan dan wawasan yang lebih, agar setiap ide syarat dengan persoalan atau konflik untuk diolah,” ungkap guru pengampu jurusan Multimedia.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dana Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Berita Lainnya

Back to list