FFP 2025

Dikala Hujan Melanda, Semangat tak Reda

Dikala Hujan Melanda, Semangat tak Reda

Layar Tanjleb FFP 2025 Desa Karanggintung, Kecamatan Sumbang, Banyumas – Festival Film Purbalingga (FFP) telah lama dikenal sebagai salah satu perhelatan sinema akar rumput paling konsisten di Indonesia, tahun ini memasuki ke-19. Uniknya, festival ini tak hanya terpusat di kota, melainkan merangkul desa-desa, salah satunya adalah Desa Karanggintung yang menjadi tuan rumah istimewa bagi gelaran FFP.

Layar tanjleb FFP 2025 di Desa Karanggintung digelar di lapangan desa pada Kami, 24 Juli 2025. Meski sempat hujan, namun tak menyurutkan semangat warga untuk datang ke lapangan. FFP sudah sejak awal memiliki komitmen kuat untuk mendekatkan sinema kepada warga, bahkan hingga ke pelosok desa.

“Layar tanjleb sekarang ini, bila sudah membudaya, itu akan jadi budaya yang baik ditengah-tengah warga. Film bisa menjadi pemantik kreatifitas pemuda desa dalam berkarya,” ungkap Didi, kadus 2 Desa Karanggintung.

Film-film yang diputar malam ini adalah “Puasa Pertama Zia” sutradara Louis Michael Kristianto produksi Apollo Picture & Oneline Film, “Pirates Of Sepuluh Ribuan” sutradara Muhammad Ahzar produksi Fiktive, “Kuntulan Semangkung” sutradara Baharudin Nadif produksi Senthir Production MAN 1 Banjarnegara, “Mengapa Ibuku Pelit” sutradara Veriska Nur Virdaus

produksi SKADIGA Cinema Pictures SMK Diponegoro 3 Kedungbanteng Banyumas, “Ngeplang” sutradara Argya Natha Pratama produksi Cinemadoea SMAN 2 Purwokerto, dan film panjang “Wiro Sableng” sutradara Angga Dwimas Sasongko produksi Lifelike Picture & 20th Century Fox.

Salah satu penonton Ermawati mengatakan, menarik dengan adanya tontonan layar tanjleb zaman sekarang. “Kami antarwarga bisa saling kenal, sekaligus saling bertemu saat menonton,” ujar warga Desa Karanggintung.

Setelah pemutaran film selesai, penonton kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan yang penuh suka cita. Kegiatan ini menjadi momen yang berarti bagi warga desa. Setiap cerita yang tampil dalam layar bukan sekedar hiburan semata, namun menciptakan cinta dalam kehangatan yang tercipta. Kisah layar bukan hanya bercerita malam ini saja, namun menjadi cerita untuk selamanya.

Sementara Wakil Ketua Pantia Adnan Afandi mengatakan, kegiatan layar tanjleb kali ini cukup memuaskan karena mampu memotivasi pemuda desa dalam berkegiatan. “Even ini bisa menjadi proses belajar para pemuda desa dalam berkegiatan. Harapannya sering diselenggarakan,” tuturnya.

FFP 2025 yang diselenggarakan Yayasan Gairah Sinema Muda didukung Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bioskop Misbar, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan komunitas pendukung Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Serta mitra program bersama Forum Film Dokumenter, Aceh Documentary, dan komunitas fest.

 

 

Penulis: Karin Anggelina Julietta

Editor: Bowo Leksono

Berita Lainnya