Hujan deras menyambut rombongan Festival Film Purbalingga (FFP) kala tiba di Institute France Indonesia (IFI)-Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta, venue kegiatan Kineidoscope Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin siang, 13 November 2023.
Sebelum pemutaran Program FFP pada 18.30 WIB, rombongan mengapresiasi dulu program lain. Pada gilirannya, film-film fiksi dan dokumenter pendek nominasi FFP 2023 diputar. Selain mahasiswa UMY, kursi venue juga diduduki perwakilan dari Festival Film Tegal (FFT), Festival Film Makassar (FFM), dsb.
Dari FFP berangkat tiga punggawa ditambah satu sutradara pelajar mewakili film dokumenter pendek ”Penjahit Terakhir” Desti Suci Cahyani. Menurut Desti, dirinya merasa senang berkesempatan datang ke sebuah kegiatan pemutaran film dan filmnya juga diputar. ”Senang ya, pengalaman baru selain menonton film dari berbagai daerah juga berkesempatan film kami diapresiasi,” ujar pelajar kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK YPLP Perwira Purbalingga.
Pada kesempatan itu, FFP memutar lima film pendek fiksi dan dokumenter pelajar, yaitu ”Penjahit Terakhir” (Film Dokumenter Pelajar Favorit Penonton FFP 2023) sutradara Desti Suci Cahyani produksi Kafiana Productuon SMK YPLP perwira Purbalingga, ”Percakapan Hampa” (Film Fiksi Pelajar Favorit Penonton FFP 2023) sutradara Feby Dwi Setyani produksi Kafiana Production SMK YPLP Perwira Purbalingga, ”Mantu Kiai” (Nominasi Film Fiksi FFP 2023) sutradara Muchammad Risyad Ali Ramadhon produksi Movieda Production SMK Darul Abror Bukateja Purbalingga, ”Pedangan” (Film Fiksi Terbaik FFP 2023) sutradara Olivia Nur Andini produksi SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara, “Dalan Ruwag” (Film Dokumenter Terbaik FFP 2023) sutradara Vebita Saputri produksi Movieda Production SMK Darul Abror Bukateja, dan video profil FFP.
“Bangga sekali, nonton Program FFP. karna anak muda sekarang sudah aware terhadap bakat yang mereka miliki dan diaplikasikan dalam dunia film. Terbukti FFP menjadi wadah dimana pelajar dapat berkarya dan memberikan motivasi menciptakan sebuah karya yang lebih baik lagi,” tutur Zulfana Alina Salsabilla, Mahasiswa UMY asal Ternate, Maluku Utara.
Selain FFP, ada banyak festival yang hadir memenuhi undangan Kineidoscope 2023, seperti Jofafest (Yogyakarta), Festival Film Makassar (FFM), Festival Film Tegal (FFT), Aceh Documentary, dan masih banyak lainnya.
Direktur Jogja Film Academy Short Film Festival (Jofafest) Dendi Jumiarsyah usai menonton Program FFP mengatakan, bahwa film-film pelajar Banyumas Raya itu merupakan film yang simpel. ”Meski simpel namun kritis terhadap isu yang dibawakan. Saya yakin, ini butuh proses panjang dalam menggalinya,” jelasnya.
Sementara, Direktur Kineidoscope Mohammad Ziddan Fachrirobi berharap, dapat berkolaborasi dengan FFP dilain waktu. “Semoga tahun depan, kami berkesempatan datang langsung ke perayaan FFP dan kembali bekerjasama dalam program baru,” harapnya.
Program pemutaran film atau festival film tidak hanya untuk memperluas jaringan, namun dengan melibatkan pelajar untuk turut hadir, diharapkan jadi motivasi kembali membuat karya yang lebaih baik. Masih banyak festival film atau screening film yang hendak dikunjungi, terdekat yaitu Partykelir Biennale Jogja pada 18 November 2023.
Penulis: Riski Oktaviani
Editor: Bowo Leksono