Ketika Kota Menjadi Bioskop

Layar Tanjleb FFP 2025 Kelurahan Purwokerto Wetan, Kec. Purwokerto Timur, Banyumas – Suasana berbeda terasa di Kelurahan Purwokerto Wetan pada Senin malam, 21 Juli 2025. Sebuah layar besar terbentang di ruang terbuka, disambut antusias warga. Malam itu, pemutaran layar tanjleb program pemutaran film keliling dalam rangka Festival Film Purbalingga (FFP) ke-19 menjadi magnet tersendiri bagi warga.
Kegiatan ini digelar Karang Taruna Bhakti Mahardika Kecamatan Purwokerto Timur dan menjadi salah satu momen yang cukup menyita perhatian publik. Tak hanya menonton, warga juga diajak menikmati suasana kebersamaan, berdiskusi ringan seputar film, hingga menikmati jajanan UMKM yang turut meramaikan suasana.
Ketua panitia Farhan Maulidan tidak menyangka acara akan semeriah itu. “Kami benar-benar tidak menyangka antusiasme warga sebesar ini. Warga banyak yang datang, bahkan rela berdiri sepanjang acara. Ini menunjukan betapa besar kerinduan warga terhadap hiburan,” ujarnya.
Dengan mengusung semangat pemberdayaan lokal dan apresiasi terhadap film pendek, pemutaran layar tanjleb ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga ruang edukasi serta ekspresi budaya bagi masyarakat. Sempat pula terdapat pembagian doorprize yang menambah antusias warga sekitar.
Sementara perwakilan Pemerintah Kecamatan Purwokerto Timur Indra Sulistiono mengungkapkan, layar tanjleb pada masa sekarang lebih menarik dari segi visual walaupun antusias warga tidak semeriah dahulu dikarenakan pada masa kini sudah terdapat banyak tontonan seperti di bioskop atau media sosial lainnya. “Namun ini harus diteruskan, sesering mungkin bagi para pemuda dalam berkegiatan yang positif. Ini juga akan menjadi contoh bagi generasi berikutnya,” tuturnya.
Film-film yang diputar malam itu adalah “Puasa Pertama Zia” sutradara Louis Michael Kristianto produksi Apollo Picture & Oneline Film, “Pirates Of Sepuluh Ribuan” sutradara Muhammad Ahzar produksi Fiktive, “Mbawon” sutradara Banu Al Rozin produksi Cinemadoea SMAN 2 Purwokerto, “Mengapa Ibuku Pelit” sutradara Veriska Nur Virdaus produksi Skadiga Cinema Pictures, “Ngeplang” sutradara Argya Natha produksi Cinemadoea SMAN 2 Purwokerto, dan film panjang “Wiro Sableng” sutradara Angga Dwimas Sasongko produksi Lifelike Picture & 20th Century Fox.
“Dengan adanya tontonan layar tanjleb ini, saya bisa meramaikan dengan cara berjualan. Warga cukup antusias terutama anak-anak kecil. Harapan sesering mungkin acara seperti ini digelar” jelas Ragil Purnomo, pedagang harum manis.
Selaku penonton, Kasum juga merasa senang karena ada kegiatan pemuda yang positif bagi warga. “Ini kegiatan yang bagus, mampu menghibur sekaligus mengedukasi warga. Penting untuk diteruskan diwaktu-waktu mendatang,” ungkapnya.
FFP 2025 yang diselenggarakan Yayasan Gairah Sinema Muda didukung Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bioskop Misbar, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan komunitas pendukung Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Ho/mpimpa Banyumas. Serta mitra program bersama Forum Film Dokumenter, Aceh Documentary, dan komunitas fest.
Penulis: Yasmin Nurul
Editor: Bowo Leksono