FFP 2025

Lautan Manusia di Lapangan Desa Limbangan

Lautan Manusia di Lapangan Desa Limbangan

Layar Tanjleb FFP 2025 Desa Limbangan, Kec. Kutasari, Purbalingga – Saat pemuda Karang Taruna Limas Putra mempersiapkan layar, sound system, dan lainnya di lapangan Krida Utama Desa Limbangan, belasan pelaku UMKM juga mempersiapkan dagangannya.

Memasuki malam, bintang-bintang mulai berpendar di langit, satu per satu warga mulai berdatangan. Kegiatan “Nonton Film Layar Tanjleb” merupakan kolaborasi apik antara pemuda karang taruna, Pemerintah Desa Limbangan, dan Festival Film Purbalingga (FFP) pada Sabtu, 12 Juli 2025.

Acara dipantik penampilan memukau Tari Cindai, sebuah tari kreasi modern Melayu, yang dibawakan dengan anggun tiga siswi berprestasi dari MI Muhammadiyah Limbangan yaitu, Natasya Dwi Hartina, Alfa Putri Azahra, dan Nazah Syidik Syabani. Acara dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

Ketua Karang Taruna Limas Putra Muji Prasetyo, S.H. mengatakan, memutar film layar tanjleb adalah sebuah hal baru sekaligus tantangan baru bagi karang taruna desa. “Ternyata sambutan teman-teman pemuda dan warga desa baik sekali. Akan kita buktikan bersama dimalam hari ini,” jelasnya.

Sementara Sofingi, kepala Desa Limbangan mengungkapkan kegembiraannya atas terselenggaranya acara ini. “Ini bukti pemuda desa mempunyai semangat dan kekompakan dalam menggelar kegiatan. Semoga akan berimbas positif untuk generasi berikutnya,” ungkapnya.

Film yang diputar malam itu adalah “Puasa Pertama Zia” sutradara Louis Michael Kristianto produksi Apollo Picture & Oneline Film, “Pirates Of Sepuluh Ribuan” sutradara Muhammad Ahzar produksi Fiktive, “Penebas” sutradara Rafli Dinar Fadhilah produksi Cassava Production dari SMAN 1 Kejobong Purbalingga, “Upah” sutradara Ayyash Eryan produksi Kredeus Sinema SMAN 3 Purwokerto, “Ikhlas” sutradara Nungki Rinjani produksi Konkreatif Production SMKN 1 Kemangkon, dan film panjang “Wiro Sableng” sutradara Angga Dwimas Sasongko produksi Lifelike Picture & 20th Century Fox.

“Ini benar-benar kegiatan keren, karena mampu mengumpulkan warga desa dan banyak. Para pedagang juga laris menjajakan dagangannya, tentu sangat menyenangkan,” tutur Ikrar Akbar, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Di bawah rembulan, warga menikmati setiap adegan di layar. Ada yang duduk bersila, selonjoran, bahkan beberapa orang tua memangku anak-anak mereka, berbagi tawa dan ketegangan. Film tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga membuka ruang diskusi dan imajinasi bagi penonton dari berbagai usia.

Manfaat acara ini juga dirasakan langsung pelaku usaha mikro. Salah satunya Wasli, yang laris dengan dagangannya. “Karena banyak penonton yang datang, dagangan saya jadi laris. Penonton bisa terhibur sambil jajan,” ungkap penjual sosis bakar.

FFP 2025 yang diselenggarakan Yayasan Gairah Sinema Muda didukung Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bioskop Misbar, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan komunitas pendukung Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Serta mitra program bersama Forum Film Dokumenter, Aceh Documentary, dan komunitas fest.

 

 

Penulis: Dimas Prastyo

Editor: Bowo Leksono

Berita Lainnya