Berbagi

Layar Besar di Bawah Bulan Purnama

Layar Besar di Bawah Bulan Purnama

Langit cerah didominasi warna biru ketika Punggawa Festival Film Purbalingga (FFP) 2024 mulai membentangkan layar dan seperangkatnya, pertanda malamnya cuaca menggembirakan. Layar besar dipasang di lapangan desa yang hijau dan dikelilingi pohon Jati di pinggir jalan provinsi.

Udara sore yang sejuk mengawali persiapan program Layar Tanjleb titik besar terakhir FFP 2024 di lapangan Desa Majasari, Kecamatan Bukateja, Purbalingga. Kerja bersama Karangtaruna Sidamukti dan Pemerintahan Desa Majasari, Sabtu, 20 Juli 2024

Ketua Karangtaruna Sidamuksi Desa Majasari Reza Rachmat Yusdinsyah mengatakan, suatu kehormatan bagi karangtaruna ketempatan program Layar Tanjleb FFP 2024. ”Karangtaruna kami masih tergolong baru, butuh kegiatan positif untuk memberi semangat teman-teman,” terangnya.

Memasuki malam, rembulan purnama mulai tampak jelas. Pedagang UMKM juga mulai memadati area lapangan, mulai dari makanan kecil beragam jenis dan mainan anak-anak. Warga pun satu per satu tampak mendekat. Hingga akhirnya, lapangan desa itu padat oleh warga.

”Ini momen yang menggembirakan bagi warga desa berkumpul di lapangan. Menikmati film yang menghibur dan mendidik, yang sudah jarang ada sambil berkumpul bersama keluarga dan tetangga,” tutur Kepala Desa Majasari Basir Setiono.

Film yang diputar merupakan film fiksi dan dokumenter kompetisi FFP 2024. Diantaranya ”Pur” sutradara Nanda Barokah produksi Brankas Films SMA Negeri 2 Purbalingga, “Plong” sutradara Ria Apri Hardianto produksi Movieda Production SMK Darul Abror Bukateja Purbalingga, dan “Murni” sutradara Revita Dwi Meysa Putri produksi Hika Production SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara.

Dilanjut film non-kompetisi “Transhtalk” sutradara Rizzcool produksi Acah Acah Films, ”Yati” sutradara Arfiyah Dewa produksi Jeger Universe, dan film panjang “Srimulat: Hidup Memang Komedi” sutradara Fajar Nugros dari MNC Pictures & IDN Pictures.

”Walaupun Layar Tanjleb dirasa tidak praktis dibanding nonton televisi atau komputer di rumah, tapi justru itu kesempatan kita kumpul tetangga sedesa di lapangan ini. Film-film yang diputar juga menarik dan unik-unik,” ujar Fatimah, warga Desa Majasari yang menonton bareng keluarga.

Sementara Feri Sukisno, pedagang UMKM merasa sangat terbantu dengan adanya Layar Tanjleb ini. ”Putar filmnya belum selesai dagangan saya sudah habis. Ya Alhadulillah.. sering-sering saja ada tontonan seperti ini,” harap pedagang bakso pentol ini.

Layar Tanjleb berikutnya titik mandiri di Desa Padamara, Kecamatan Padamara, Purbalingga. Festival Film Purbalingga terlaksana atas dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, LPDP, Bioskop Misbar Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, Art Film Picture Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Info selengkapnya dapat diakses melalui festivalfilmpurbalingga.id

Berita Lainnya

Back to list