FFP 2025

Layar Film Riuh, Nostalgia Kaliwuluh

Layar Film Riuh, Nostalgia Kaliwuluh

Layar Tanjleb FFP 2025 Dusun Kaliwuluh, Desa Gemuruh, Kec. Bawang, Banjarnegara – Kabar layar tanjleb 19 Tahun Festival Film Purbalingga (FFP) tersebar melalui pengeras suara yang dibawa panitia lokal berkeliling kampung menggunakan gerobak motor satu hari sebelum pelaksanaan. Gaungnya menyapa warga dengan suara khas yang menggema dari gang ke gang.

Di hari pelaksanaan, panitia dibantu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto melakukan persiapan di pelataran Gedung Serbaguna Dusun Kaliwuluh, Desa Gemuruh, Minggu, 13 Juli 2025.

Penayangan layar tanjleb menjadi bagian dari program yang memadukan hiburan, edukasi, nostalgia, dan pelestarian tradisi menonton film agar warisan lama tidak sepenuhnya hilang. Acara dibuka dengan Tari Dawet Ayu dan Tari Megot oleh Sanggar Tari Raina. Sempat diputar video kegiatan warga Dusun Kaliwuluh untuk membangkitkan kenangan akan momen kebersamaan.

Ketua RT 03/RW 09 Parto Suwito mewakili Kepala Dusun Kaliwuluh yang berhalangan hadir dalam sambutannya mengungkapkan, penayangan kegiatan layar tanjleb FFP yang sudah dilaksanakan dua kali di Dusun Kaliwuluh. ”Harapannya, warga tidak sekedar terhibur, tapi dapat mengambil hikmah dari tayangan film yang diputar,” tuturnya.

Warga tampak bersemangat menyaksikan setiap tayangan yang diputar, diantaranya “Puasa Pertama Zia” sutradara Louis Michael Kristianto produksi Apollo Picture & Oneline Film, “Pirates Of Sepuluh Ribuan” sutradara Muhammad Ahzar produksi Fiktive, “Wates Ngarit” sutradara Erwi Kurnianingrum produksi SKAWAN SINEMA – SMKN 1 Wanayasa Banjarnegara, “Wong Cilik” sutradara Danis Adinata Putra produksi PB Creative Work SMK Panca Bhakti Banjarnegara, “Tembelek” sutradara Afalini Abdah Rahmani produksi B2FILM-SMKN 2 Bawang Banjarnegara dan film panjang “Wiro Sableng” sutradara Angga Dwimas Sasongko produksi Lifelike Picture & 20th Century Fox.

“Layar tanjleb selain membuat sebagian warga, terutama yang sudah berumur, mengulang kenangan zaman dulu juga menjadi edukasi anak-anak zaman sekarang,” ujar Retno Nur Handayani warga sekitar.

Suara pengeras film terdengar jelas, meski sesekali nampak warga meninggalkan tempat duduk sejenak untuk membeli cemilan dari pedagang. Suasana terasa hangat karena semua berkumpul untuk menikmati tontonan bersama di tengah kampung sendiri.

Salikin selaku pedagang Crepes mengungkapkan, antusias warga menonton layar tanjleb sangat bagus sehingga ramai orang membeli jajanan. ”Saya sampai tidak konsentrasi menonton film yang ditayangkan karena sibuk melayani,” ungkapnya.

FFP 2025 yang diselenggarakan Yayasan Gairah Sinema Muda didukung Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bioskop Misbar, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan komunitas pendukung Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Hompympa Banyumas. Serta mitra program bersama Forum Film Dokumenter, Aceh Documentary, dan komunitas fest.

 

 

Penulis: Nur Arifah Herawati

Editor: Bowo Leksono

Berita Lainnya