Agustus merupakan bulan yang tepat untuk menggelar kegiatan, karena hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ada di Agustus. Beragam kegiatan digelar warga mulai dari tingkat RT, RW, Kadus, hingga tingkat desa. Terlebih pemutaran layar tanjleb, kegiatan yang sudah dianggap langka, mampu mengumpulkan warga untuk guyub di suatu tempat.
Festival Film Purbalingga (FFP) usai digelar sepanjang Juli 2023 di Banyumas Raya, kembali membuat program Layar Tanjleb Agustusan. Kali ini hanya di Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, dan Purbalingga. Sebagian besar yang menggelar layar tanjleb juga komunitas pemuda yang pada saat FFP menggelar layar tanjleb pemutaran mandiri.
Ada delapan titik pemutaran dari tiga kabupaten dalam rentang 16-27 Agustus 2023, yaitu RT 03 RW 02, Kel Kutabanjarnegara Kec Banjarnegara Banjarnegara, Desa Mandala Kec Cimanggu, Jl Ganggeng Barat Kel Mertasinga Kec Cilacap Utara, Desa Pahonjean Kec Majenang, Lapangan Pertanian Al Ihya Jl Kemerdekaan Timur, Desa kesugihan Kec Kesugihan, Jl Jend Gatot Subroto No 39 Kroya Kec Kroya, Cilacap, Dusun Sikadut Desa Karangtalun Kec Bobotsari, dan RT 01 RW 02 Desa Bukateja Kec Bukateja, Purbalingga
Direktur Art Film Picture Banjarnegara Arifianto Aziz mengatakan, sangat tepat mengadakan layar tanjleb pada momen agustusan, penonton dari anak-anak, remaja, pemuda, dan orang tua semuanya berkumpul. “Apalagi program film yang diputar sangat mendukung suasana, sungguh hiburan alternatif yang murah meriah dan pasti ditunggu warga di tahun berikutnya,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, diputar lima film pendek dan satu film panjang, yaitu “Pasukan Kucing Garong” produksi Multivita Min sutradara Bowo Leksono, “Mak Cepluk” produksi Cinema Komunikasi UMY sutradara Wahyu Agung Prasetyo, “Boncengan” produksi Hompympaa Artworks sutradara Senoaji Julius, “Umbul-Umbul” produksi Hika Production sutradara Atik Alvianti, “Bedjo van Derlaak” produksi Fourcolours Films sutradara Eddie Cahyono, dan ”Kadet 1947” produksi Temata Studios dan Legacy Pictures sutradara Rahabi Mandra dan Aldo Swastia.
”Layar Tanjleb bisa mendampingi panitia agustusan dalam pembagian hadiah berbagai lomba, di awal acara bisa juga jadi panggung hiburan berupa tari-tarian atau apa saja, dan video dokumentasi agustusan juga bisa diputar,” ujar Direktur Sangkanparan Cilacap Tofik Suseno.
Bulan Agustus merupakan bulan kemarau, sangat bersahabat dengan kegiatan layar tanjleb. Meski demikian, pada siang hari udara terasa panas dan sebaliknya, malam terasa dingin. Namun, berkumpulnya warga secara kompak, menghangatkan suasana.
Direktur FFP Nanki Nirmanto mengatakan, program Layar Tanjleb Agustusan ada sejak 2006 saat itu bernama Sinema Gerilya. ”Sejak program pemutaran CLC dilarang oleh Pemkab Purbalingga, maka diberlakukan Sinema Gerilya, yaitu pemutaran film langsung mendatangi warga dengan medium layar tanjleb,” jelasnya.