Sore ini tak seperti sore biasanya, Jalan Anggrek Raya Kelurahan Kembaran Kulon, Kecamatan Purbalingga, Purbalingga ditutup. Terlihat layar putih selebar enam meter terkembang di tengah jalan dan spanduk sepanjang tiga meter juga terbentang di atas jalan, memberitahukan bahwa malam ini akan diadakan Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2024, Senin, 22 Juli 2024.
Warga Kelurahan Kembaran Kulon, khususnya lingkungan RW 1 mendapatkan hiburan gratis malam ini. Warga berkumpul dari maulai anak-anak, remaja, pemuda, hingga orang tua.
Ketua Panitia Wiwit Okta dalam sambutannya merasa senang bisa menggelar Layar Tanjleb di lingkungan RW. ”Senang karena dengan pemutaran film ini warga antusias berkumpul, bertemu tetangga dan saling menyapa,” katanya.
Film yang diputar merupakan film fiksi dan dokumenter kompetisi FFP 2024. Diantaranya ”Pur” sutradara Nanda Barokah Brankas Film SMAN 2 Purbalingga, “Plong” sutradara Ria Apri Hardianto produksi Movieda Production SMK Darul Abror Bukateja Purbalingga, ”Bendera Sholawat” sutradara Keyzia Faninda Putri
produksi Skafa Media SMK Al Fatah Banjarnegara, dan “Murni” sutradara Revita Dwi Meysa Putri produksi Hika Production SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara.
Dilanjut film non-kompetisi ”Yati” sutradara Arfiyan Dewa produksi Jeger Universe, ”Omah-Omah” sutradara Rafika Ilma Rizkyana produksi Avikom Film, dan film panjang “Srimulat: Hidup Memang Komedi” sutradara Fajar Nugros dari MNC Pictures & IDN Pictures.
“Bagus dan menarik ya, semoga bisa sering diadain. Selain jadi bisa kumpul dan nambah teman juga bisa ngerasain nuansa dan gambaran Layar Tanjleb zaman dulu,” kesan Hafidz Anasrullah, seorang penonton.
Dorprize disediakan panitia untuk memeriahkan suasana. Ada lima hadiah untuk lima orang yang berani maju ke depan menjawab pertanyaan seputar film dari presenter.
Narji seorang pedagang UMKM mengaku Layar Tanjleb itu hebat, ia sudah datang sekitar tiga kali ke Layar Tanjleb FFP 2024. ”Dagangan saya habis terus, seneng rasanya. Semoga ya sering-sering ada tontonan,” ujar penjual Cilok asal Desa Gembong, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga.
Layar Tanjleb bukan sekadar hiburan semata, ia adalah jembatan penghubung antargenerasi, sarana pembelajaran, dan medium pengukuhan identitas. Di tengah arus modernisasi yang kian deras, kehadiran Layar Tanjleb menjadi pengingat bahwa nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghargaan terhadap budaya khususnya film, masih tetap relevan.
Ini Layar Tanjleb titik terakhir dari 35 titik di FFP 2024, selanjutnya program akan berlanjut ke Bioskop Misbar Purbalingga dari 23-27 Juli 2024. FFP terlaksana atas dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, LPDP, Bioskop Misbar Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, Art Film Picture Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Info selengkapnya dapat diakses melalui festivalfilmpurbalingga.id
Ini Layar Tanjleb titik terakhir dari 35 titik di FFP 2024, selanjutnya program akan berlanjut ke Bioskop Misbar Purbalingga dari 23-27 Juli 2024. FFP terlaksana atas dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, LPDP, Bioskop Misbar Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, Art Film Picture Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Info selengkapnya dapat diakses melalui festivalfilmpurbalingga.id
Penulis: Sidik Nur Rakhmat
Editor: Bowo Leksonod