FFP 2025

Layar Terbentang, Asa Sinema Menjulang

Layar Terbentang, Asa Sinema Menjulang

Layar Tanjleb FFP 2025 Desa Kemawi, Kec. Somagede, Banyumas – Langit pegunungan Kendheng tampak bersih. Meski sempat dirundung mendung pada siang sebelum persiapan, namun langit cerah pada sorenya. Bertempat di Embung Tapak Bima, layar tanjleb dalam rangka 19 tahun Festival Film Purbalingga (FFP) terbentang, pada Sabtu, 26 Juli 2025.

Dekorasi berbahan janur yang cantik nan unik menghias pintu gerbang, menyambut datangnya para warga. Hiasan yang dirancang komunitas Banjoemas Janur Crafter itu menjadi spot yang berbeda dan khas di layar tanjleb titik Desa Kemawi. Banyak warga yang tak lupa untuk mengabadikannya dalam foto bersama kerabat dan keluarga. Meski hiburan saat ini sudah dalam genggaman, tak menjadikan warga berat langkah meninggalkan rumah menuju lokasi acara.

Pada praacara pemutaran film, tampil beberapa talen asli Desa Kemawi, diantaranya Kreasi Baru Tari Sintren dari grup tari SMP PGRI 2 Somagede yang tampil memesona, duet ananda Alifah dan Azka dari SDN 2 Kemawi yang membawakan lagu religi, D’Tcoustic tampil elegan membawakan lagu pop klasil 2000-an, serta Film Pendek “Lindu” karya insan sinema SMP PGRI 2 Somagede yang mengawalinya.

Ketua Karang Taruna Bumireja V Desa Kemawi Amin Saefudin dalam sambutannya merasa bangga kembali mengambil bagian dalam perhelatan festival film terbesar di Jawa Tengah ini. “Lewat film, FFP dinilai mampu menebar dampak kebaikan kepada warga. Dan ini penting didukung serta terus dilanjutkan,” jelasnya.

Selanjutnya Kepala Desa Kemawi Sumarno merasa penting dengan adanya FFP ini. “Dengan adanya layar tanjleb FFP, pemuda desa bisa mengisi agenda kegiatan yang murah namun tetap meriah di Desa Kemawi,” ujarnya.

Film yang diputar malam itu adalah “Puasa Pertama Zia” sutradara Louis Michael Kristianto produksi Apollo Picture & Oneline Film, “Pirates Of Sepuluh Ribuan” sutradara Muhammad Ahzar produksi Fiktive, “Mbawon” sutradara Banu Al Rozin produksi Cinemadoea SMAN 2 Purwokwerto, “Upah” sutradara Alysha Rayya Rabbani produksi Threelens Smaga SMAN 3 Purwokerto, “Ublek” sutradara Luna Triana produksi Manuda Creative Studio SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang Banyumas, dan film panjang “Wiro Sableng” sutradara Angga Dwimas Sasongko produksi Lifelike Picture & 20th Century Fox.

Salah satu penonton Yustina Ainunnisa menuturkan, kegiatan seperti ini sangat penting karena bisa menjadi ajang bertemu dan silaturahmi antarwarga. “Tidak hanya itu, warga juga sekaligus membantu para pedagang UMKM dengan cara melarisi,” ungkap warga Desa Kemawi.

Belasan pedagang turut membumbui kemeriahan acara, turut menjadi magnet bukan hanya bagi anak-anak yang hadir, tetapi juga muda-mudi dan orang tua. Karena memang jarang acara pada malam hari seperti ini di desa tertinggi di Kecamatan Somagede ini. Tidak mesti setahun sekali.

“Saya berdagang laris, anak-anak banyak yang beli. Harapannya ya acara seperti ini sering diadakan, kalua bisa di tempat yang luas agar para pedagang lebih leluasa,” tutur Anggit Sulistio, seorang pedagang sosis bakar.

Pegunungan Kendheng menjadi saksi penutup, hari terakhir penyelenggaraan layar tanjleb FFP 2025. Antusias warga menjadi saksi, bahwa film tetap mendapat tempat di hati masyarakat. Meski diterjang berbagai jenis hiburan, masyarakat harus tetap diberikan hiburan maupun tontonan yang mengandung nilai edukasi atau pendidikan. Semoga asa untuk terus melambungkan dunia sinema akan terus berlanjut dan mendapat dukungan dari semua pihak.

FFP 2025 yang diselenggarakan Yayasan Gairah Sinema Muda didukung Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bioskop Misbar, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan komunitas pendukung Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Hompympa Banyumas. Serta mitra program bersama Forum Film Dokumenter, Aceh Documentary, dan komunitas fest.

 

 

Penulis: Maryam Mafaza

Editor: Bowo Leksono

Berita Lainnya