Gelaran hiburan rakyat penuh edukasi dan inspirasi berupa Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2024 di lapangan Desa Purwojati, Kecamatan Purwojati, Banyumas pada Rabu malam, 17 Juli 2024.
Layar Tanjleb yang digelar Komunitas Teras Nara Cendekia Desa Purwojati ini sukses menjadi “kado mewah” untuk warga di akhir musim liburan sekolah. Di era gadget yang banyak merubah sikap sosial kita, termasuk cara mengonsumsi film secara personal lewat gadget, yang semuanya serba privat.
Maka dengan adanya tayangan Layar Tanjleb tersebut, sedikit banyak telah “melumerkan” kebekuan yang serba individualistis tersebut. Dengan hiburan dikemas nostalgia bersama teman dan keluarga, ratusan penonton hadir dari anak-anak, remaja, hingga orang tua di lapangan desa.
Kepala Desa Purwojati Kasam Utomo dalam sambutannya mengatakan, ini kegiatan yang penting untuk diadakan selain mampu mengumpulkan warga, sekaligus memberi edukasi. Semoga ini menginspirasi generasi muda belajar menjadi pelaku seni budaya yang kreatif,” tegasnya.
Sementara Ketua Panitia Lokal Hanifurrohman tidak menyangka warga banyak yang datang tidak hanya menikmati hiburan film tapi juga turut meramaikan para pedagang yang ada. ”Kenyataan ini suatu bentuk pancingan agar kami sering membuat pemutaran film, selain murah juga meriah,” jelasnya.
Film-film yang ditayangkan merupakan film fiksi dan dokumenter kompetisi pelajar Banyumas Raya, non-kompetisi, dan satu film panjang. Terdiri dari film “Melukis Ibu” sutradara Nareswari Chaira Hisaani, “Yang Tergerus Waktu” sutradara Seno Aulia wijayanto keduanya produksi Cinemadoea SMA Negeri 2 Purwokerto, “Roleplay” sutradara Daffa Aqilla Hanip produksi Dreams Cinema SMARA SMA Negeri 1 Padamara Purbalingga.
Dilanjut film non-kompetisi “Kala Akhir Pekan” sutradara Winata Putra Satria produksi Asaloka Films, “Bapakku adalah…?” sutradara Raihan Mauladi produksi Huha Pictures, dan film panjang “Srimulat: Hidup Memang Komedi” sutradara Fajar Nugros produksi MNC Pictures & IDN Pictures.
Eko Widyo Jatmiko salah satu penonton mengungkapkan, rasa senangnya ada Layar Tanjleb. ”Ini bentuk nostalgia ya, senang rasanya. Ya semoga Layar Tanjleb ada terus, biar anak-anak dan tidak melulu nonton melalui handphone,” ujarnya.
Layar Tanjleb juga menjadi momen yang membahagiakan bagi para pedagang UMKM seperti makanan, minuman, serta permainan anak untuk mengais rezeki dari “kado” gelaran Layar Tanjleb ini.
Seorang pedagang Wili Yulianto merasa senang bisa turut mengais rezeki di gelaran Layar Tanjleb. ”Banyak yang datang sehingga ramai dan sangat membantu saya dan para pedagang lain sehingga ada ada pemasukan,” kata pemilik permainan odong-odong.
Usai dari Kabupaten Banyumas, program Layar Tanjleb malam berikutnya ke Kelurahan Kutabanjar, Kecamatan Banjarnegara, Banjarnegara dan Desa Karangjambu, Kecamatan Karangjambu, Purbalingga.
Festival film yang sudah 18 tahun ini melibatkan komunitas Sangkanparan Cilacap, Art Film Pictures Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas dengan dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, dan LPDP. Informasi selengkapnya, dapat diakses di festivalfilmpurbalingga.id
Penulis: Mizanto
Editor: Bowo Leksono