FFP 2025

Padamara Merindukan Layar Tanjleb

Padamara Merindukan Layar Tanjleb

Layar Tanjleb FFP 2025 Desa Padamara, Kec. Padamara, Purbalingga – Sore hari, langit cerah. Puluhan pedagang UMKM telah menjajakan dagangannya mengitari separo lapangan. Layar putih telah berdiri dengan tiang bambu, sound system juga telah terpasang. Program layar tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) titik mandiri sore itu giliran Desa Padamara, Kecamatan Padamara, Purbalingga, Rabu, 9 Juli 2025 di lapangan desa Krida Sakti.

Sebagai panitia lokal Karang Taruna Tura Manggala Sakti. Para laskar layar tanjleb atau panitia lokal berjibaku, saling bahu-membahu berusaha warga terhibur dan bahagia. Acara dimulai menyanyikan lagu “Indonesia Raya” secara bersama. Kemudian dilanjutkan puluhan doorprize yang dibagi kepada penonton.

Ketua panitia Nur Abdul Aziz mengatakan, Karang Taruna Tura Manggala Sakti kembali menggelar layar tanjleb karena hiburan ini dirasa murah dan dekat dengan warga. “Kami juga merasa senang berkesempatan mengumpulkan warga yang jarang terjadi. Semoga tidak hanya sekali dalam setahun kami menggelar layar tanjleb,” tutur pemuda yang juga ketua karang taruna.

Malam itu, didahului pemutaran film pemuda desa berjudul “Purbalingga Menuju Laut Selatan” sutradara Tanata Damai Akbar dan “Gagal Kondangan” sutradara Merda Rinaldi.

Kemudian langsung dilanjut “Puasa Pertama Zia” sutradara Louis Michael Kristanto produksi Apollo Picture & Oneline Film, “Pirates of Sepuluh Ribuan” sutradara Muhammad Azhar produksi Fiktive, “Yang Terpanggil” sutradara Natasya Winndy Yemima produksi Dream’s Cinema SMAN 1 Padamara Purbalingga, “Ikhlas” sutradara Nungki Rinjani produksi Konkreatif SMKN 1 Kemangkon Purbalingga, “Tembelek” sutradara Afa Lini Abdah Rahmani produksi B2Film SMKN 2 Bawang Banjarnegara, dan film panjang “Wiro Sableng” sutradara Angga Dwimas Sasongko produksi Lifelike Pictures & 20th Century Fox.

Dalam sambutannya Ketua RW 1 Desa Padamara Sutikno S.Pd. mengapresiasi kegiatan ini dan berharap mampu menstimulus kreativitas pemuda desa. “Layar tanjleb merupakan sarana penyalur kerinduan masa-masa 70-80-an dimana hampir setiap pekan di lapangan-lapangan desa selalu ada layar tanjleb,” ungkapnya.

Cuaca cerah dengan cahaya rembulan yang nyaris sempurna bentuknya. Selapas waktu Isya, warga mulai ramai mendatangi lapangan. Mereka menghampiri para pedagang terlebih dahulu, sebelum mendekat dan duduk di terpal yang disediakan.

“Acara layar tanjleb ini menarik dan luar biasa, bisa mengumpulkan warga untuk saling bertemu dan bertegur sapa. Ke depan harus diteruskan lebih meriah lagi dan sering lagi,” ujar Noval Syahrul Ramadani warga Desa Padamara.

Sementara pedagang es dan kopi Hardiyanto merasa senang berkesempatan berjualan di even layar tanjleb. “Pendapatan saya lumayan karna berkesempatan berjualan di acara layar tanjleb ini. Sering-sering lah diadakan,” harapnya.

FFP 2025 yang diselenggarakan Yayasan Gairah Sinema Muda didukung Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Pemuda dan Olahraga, Bioskop Misbar, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan komunitas pendukung Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas. Serta mitra program bersama Forum Film Dokumenter, Aceh Documentary, dan komunitas fest.

 

 

Penulis: Udi Pratokno

Editor: Bowo Leksono

Berita Lainnya