Pelatihan Penulisan Skenario Film Pelajar setingkat SMA sebagai rangkaian Festival Film Purbalingga (FFP) usai digelar di tiga kabupaten Banyumas Raya, yaitu Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, dan Purbalingga. Giliran Kabupaten Banyumas pada Jumat-Sabtu, 17-18 November 2023 di Meotel Purwokerto Managed by Dafam.
Kabupaten Banyumas yang mendaftar empat sekolah dan keempatnya terpilih untuk ikut pelatihan dengan mengikutsertakan dua pelajar dan satu guru pembina. Empat sekolah tersebut adalah, SMA Negeri 2 Purwokerto, SMA Negeri 5 Purwokerto, SMK Diponegoro 3 Kedungbanteng Banyumas, dan SMA Negeri 1 Sumpiuh Banyumas.
Guru Pembina Ekskul Film SMK Diponegoro 3 Kedungbanteng Banyumas Taufiq Setiyawan, S. Si mengatakan, pelatihan ini luar biasa karena jarang ada komunitas film yang mau berbagi. “Apalagi yang dilatih terkait penulisan ide hingga skenario, hal yang selama ini sulit dihadapi kami,” ujar guru mata pelajaran Fisika ini.
Pada kesempatan dua hari satu malam itu, peserta dilatih mengapresiasi film-film fiksi pendek yang diampu oleh Direktur Program FFP Nur Muhammad Iskandar, apresiasi film-film dokumenter pendek oleh Direktur FFP Nanki Nirmanto, dan materi penulisan skenario fiksi pendek dan penulisan skrip dokumenter pendek oleh Penasihat FFP Bowo Leksono.
”Sangat mengasikan, belum pernah ada kegiatan seperti ini. Kami jadi paham bagaimana cara menulis skenario untuk kebutuhan produksi film. Ini sangat berguna bagi kami, entah sekarang atau kapanpun,” ungkap Nareswari Chaira Hisaani, pelajar kelas XI SMA Negeri 2 Purwokerto yang mempunyai hobi membaca dan menulis.
Berbeda dengan Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, dan Purbalingga, Kabupaten Banyumas belum memiliki komunitas pendamping. Komunitas film di Banyumas berakhir sekitar 2010, setelahnya hanya tumbuh komunitas produksi. Karena itu, Banyumas masih dinaungi CLC Purbalingga sembari menyiapkan Komunitas Hompympa yang kelak diharapkan mampu mengawal komunitas film pelajar Banyumas.
Menurut Manager Program Hompympa Banyumas Hilmy Febrian Nugraha kegiatan ini sangat penting dan jarang dilakukan di Kabupaten Banyumas. ”Penulisan skenario itu kan dasar dan utama dalam produksi film. Dan kami sangat senang dilibatkan dan berharap akan terus terjalin kerjasama dengan JKFB dan CLC Purbalingga,” ujarnya.
Setelah melatih pelajar dan guru pembina di empat kabupaten Banyumas Raya, pelatihan akan berlanjut ke Kabupaten Kebumen pada Januari 2024 mendatang. Kegiatan ini sekaligus dimulainya program Bioskop Rakyat (Biora) ke sekolah-sekolah dan coaching clinic dari lanjutan kerja peserta pelatihan penulisan skenario.
Penasihat FFP Bowo Leksono menganggap, menulis skenario adalah pintu masuk adanya karya film. ”Pelajar dalam menulis skenario belum melewati tahapan penulisan, tujuan menulis dengan tahapan bukan untuk mempersulit, tapi sebaliknya. Dan terkait dokumenter, banyak sekolah yang belum paham apa itu film dokumenter terlihat dari ide-ide yang mereka kirimkan,” tuturnya.
Program ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dana Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta didukung Art Film Banjarnegara, dan Sangkanparan Cilacap.