Berbagi

Penyusunan Modul Pembelajaran Kurikulum Perfilman Pelajar Banyumas Raya

Penyusunan Modul Pembelajaran Kurikulum Perfilman Pelajar Banyumas Raya

Melanjutkan program penyusunan Kurikulum Perfilman Pelajar Banyumas Raya tahun lalu, di tahun ini sudah sampai tahap penyusunan modul. Kegiatan ini berlangsung empat hari dari 1-4 November 2023 di Baturraden, Purwokerto.

Penyusunan ini melibatkan komunitas film yang tergabung dalam Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB); CLC Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, dan Art Film Pictures Banjarnegara. Selain itu dilibatkan juga para alumni pelajar pembuat film dan guru-guru pembina ekstrakulikuler sinematografi SMA/SMK se-Banyumas Raya.

Penyusunan modul pembelajaran ini bekerjasama dengan ISI Surakarta. Dua dosen yang mendampingi penyusunan ini yaitu Sri Wastiti Setyawati, M.Sn dan St. Andre Triadiputra, M.Sn.

Sri Wastiwi Setyawati, M.Sn menganggap, ini sebuah kolaborasi menarik, komunitas film yang terbiasa praktik di lapangan mendampingi pelajar berproduksi harus menyusun modul ajarnya. ”Lalu guru pembina yang tidak berlatar film, namun sudah terbiasa membuat modul,” ujar Tiwi.

Sementara menurut St. Andre Triadiputra, M.Sn., fungsi modul yang disusun nantinya akan bisa digunakan baik guru pembina maupun pelajar. ”Harapannya bisa mempermudah kerja guru pembina yang mendampingi pelajar dalam membuat film, baik fiksi maupun dokumenter pendek,” tuturnya.

Kurikulum perfilman ini kedepannya akan menjadi pegangan para guru pembina dalam mendampingi pelajar saat belajar perfilman di sekolah. Diharapkan dengan adanya kurikulum sebagai pegangan guru pembina, produksi film di sekolah mampu berjalan mandiri.

”Senang sekali ya, berkesempatan terlibat dan turut memberikan sumbangsih apa yang saya bisa dan mampu. Ya karena kurikulum dan modul bagi ekskul film ini akan digunakan oleh kami juga sebagai guru pembina,” ungkap Brajna Bhadra, M.Kom guru mata pelajaran Desain Komunikasi Visual (DKV) SMK Negeri 1 Banyumas.

 Kurikulum ini nantinya selain akan dipakai sekolah-sekolah setingkat SMA/SMK Banyumas Raya, juga terbuka untuk diterapkan di sekolah di luar Banyumas Raya, usai secara resmi diluncurkan.

Direktur Festival Film Purbalingga (FFP) Nanki Nirmanto memaparkan, bahwa sudah saatnya komunitas film di Banyumas Raya tidak turun langsung mengajari pelajar dalam proses produksi film. ”Tanggung jawab terbesar ada di guru pembina, sehingga proses produksi film pelajar ke depan di setiap sekolah ada kemandirian. Untuk itu, guru pembina dibekali kurikulum lengkap dengan modulnya,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, digelar pula konsolidasi antarkomunitas film Banyumas Raya yang tergabung dalam JKFB. Salah satu bahasannya bahwa Kabupaten Kebumen mulai akhir 2023 ini sudah tidak aktif dalam JKFB karena berbagai hal. Ke depan banyak program yang perlu dijalankan bersama untuk kemajuan perfilman di Banyumas Raya.

Berita Lainnya

Back to list