FFP 2023

Program Hall – Bioskop Misbar Purbalingga Hari III: Kamis, 27 Juli 2023

Program Hall – Bioskop Misbar Purbalingga Hari III: Kamis, 27 Juli 2023

Sinema Pembuka Cakrawala

Pukul 09.00-11.00

Hari III Program ”Sinema Pembuka Cakrawala” atau hari terakhir program anak ini, masih dengan penonton pelajar setingkat SD dan SMP di seputar Purbalingga kota dan sekitarnya. Mengundang 15 sekolah, yang hadir 11 sekolah, dengan total penonton sekitar 170 lebih.

Masih dengan tujuh film anak dari viddsee yang diputar, yaitu ”Ibu Ora Sare”, ”Kenyang Lebih Kuat”, ”Lilly The Little Hope”, ”Angpao”, ”Serpih”, ”Zlo The Great Runner”, dan ”The Broken Pencils”.

Yelsa Vettel Lisa Indra Cahyani, pelajar kelas V SD Kristen Bina Harapan Purbalingga menceritakan pengalaman menontonnya, ia merasakan hal yang sedih terutama saat menonton film ”Lilly The Little Hope” dan ”Ibu Ora Sare”. ”Perasaan saya kebawa ya, sedih. Saya jadi belajar hal baru, ilmu baru dari nonton film-fillm ini,” ujar Yeye panggilannya.

 Pelatihan Penerjemahan Takarir Film

Pukul 14.00-15.30

Festival Film Purbalingga (FFP) 2023 bersama Viddsee menyelenggarakan program penerjemahan takarir film, bagi pembut film yang karyanya lolos nomine. Program ini didasari pada lemahnya para sineas pelajar Banyumas Raya memahami bagaimana menerjemahkan film ke dalam bentuk tulisan, lebih lanjut mengubahnya ke dalam bahasa internasional, bahasa Inggris.

Slamet Riyadi, S.Kom, guru seni budaya SMK Karya Tunas Nusantara Wanareja Cilacap, mengatakan program Pelatihan Penerjemahan Takarir Film ini sangat penting karena teman-teman SMA sudah banyak membut film tapi belum bisa menerjemahkan dengan baik. ”Program ini sangat membantu mereka membuat subtitle secara sederhana dan relatif mudah,” tutur pembina ekskul film ini.

Fokus on Viddsee

Pukul 16.00-18.00

Usai Pelatihan Penerjemahan Takarir Film langsung dilanjut program Fokus on Viddsee, berupa pemutaran film-film Viddsee. Viddsee adalah sebuah platform hiburan terkemuda untuk konten premium singkat.

Salah satu penonton dari SMK Negeri Nusawungu Cilacap Enisa Nur Listiani berpendapat, setelah mengikuti Pelatihan Penerjemahan Takarir Film dilanjut dengan nonton film-film pendek dan dokumenter. ”Film-film yang diputar sudah dengan subtitle Bahasa Inggris. Ya ternyata penting bila film kita ingin lebih banyak lagi ditonton secara internasional,” ujar pelajar kelas XI jurusan Teknik Listrik.

Kompetisi Fiksi

Pukul 19.30-21.30

Program Kompetisi Film Pendek Fiksi Pelajar Banyumas Raya pada pemutaran kedua kalinya, didatangi semua sutradara film, yaitu sembilan sutradara dari lima kabupaten. Diskusi usai pemutaran jadi semakin gayeng. Malam itu tercatat sekitar 80-an penonton.

”Bagus, anak-anak muda sudah sangat kreatif dengan membuat film. Saya tidak menyangka karena baru pertama datang ke Festival Film Purbalingga,” ujar Reza Widianingsih asal Karanglewas, Kecamatan Kutasari, Purbalingga.

Menurut Akhmad Khusnur Rozak, sutradara film ”Ora Oleng” mengaku, idenya berangkat dari saudara yang tidak dapat bantuan, padahal dia patut mendapatkannya. ”Senang sekali di FFP ini masuk nomine dan berkesempatan diputar, karna juga jadi ketemu dan kenalan sesama pelajar pembuat film,” jelas pelajar SMA Negeri 1 Bobotsari Purbalingga.

Pada kesempatan itu, Jogja Film Academy (JFA) juga berkesempatan melakukan sosialisasi. Selain sosialisasi terkait akademinya, juga terkait festival film untuk pelajar. Pemenang festival itu berksempatan mendapatkan beasiswa dari JFA.

FFP 2023 diselenggarakan 1-29 Juli 2023 di wilayah lima kabupaten Banyumas Raya dengan dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, LPDP, Bioskop Misbar Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, Art Film Picture Banjarnegara, dan Kedung Film Kebumen. Selain itu dukungan juga dari Permen Davos dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Informasi selengkapnya, dapat diakses di festivalfilmpurbalingga.id

Berita Terkait

Berita Lainnya

Back to list