Jumat malam, 12 Juli 2024, menjadi malam yang berbeda bagi warga Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Banyumas. Malam itu tak hanya para pemuda menyiapkan tontonan Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2024, namun sekaligus Selamatan Suran oleh Padepokan Cowongsewu di desa itu.
Selamatan dengan ugarampe yang menarik warga, menjadi pembuka acara. Ditambah ritual kecil menjadi daya tarik penonton untuk mendekat ke lapangan. Empat tumpeng olahan hasil bumi ludes dinikmati warga.
Kepala Desa Pangebatan Agus Suroto dalam sambutannya mengatakan, dirinya sangat bangga menjadi bagian dalam gelaran Layar Tanjleb FFP ini. ”Disamping memberikan pengetahuan tentang perfilman, kegiatan ini juga mampu mendongkrak ekonomi warga melalui sektor UMKM,” tegasnya.
Film-film yang ditayangkan merupakan film fiksi dan dokumenter kompetisi pelajar Banyumas Raya, non-kompetisi, dan satu film panjang. Terdiri dari film fiksi “PLONG” sutradara Ria Apri Hardianto produksi Movieda Production SMK Darul Abror Bukateja Purbalingga, “Melukis Ibu”
sutradara Nareswari Chaira Hisaani dan film dokumenter “Yang Tergerus Waktu” sutradara Seno Aulia wijayanto, keduanya produksi Hisaani produksi Cinemadoea SMA Negeri 2 Purwokerto.
Dilanjut film non-kompetisi “Bapakku adalah…?” sutradara Raihan Mauladi produksi Huha Pictures, “Omah-omah sutradara Rafika Ilma Rizkyana produksi Avikom Film, dan film panjang “Srimulat: Hidup Memang Komedi” sutradara Fajar Nugros produksi MNC Pictures & IDN Pictures.
Puluhan pedagang UMKM sebelum waktu Maghrib sudah menata dagangannya dengan rapi menyambut rejeki yang akan dicari dalam gelaran layar Tanjleb tersebut.
Seorang pedagang Nunik Diah Ningrum merasa senang, karena dagangannya laris manis berkat banyaknya orang yang menonton. Ini sangat membantu meningkatkan pendapatannya. “Ramai alhamdulillah, lumayan terbantu jualannya karna banyak yang nonton,” ujar pedagang sosis goreng.
Nisa Falahia salah satu penonton, merasa bersyukur dengan adanya kegiatan ini. ”Ini ya bisa menjadi ajang warga desa berkumpul dan saling sapa sekaligus edukasi bagi warga. Jadi bukan hanya layar hp yang dilihat tapi layar lebar dengan film-film yang masalahnya dekat dengan kita,” tuturnya.
Usai dari Kabupaten Banyumas, program Layar Tanjleb malam berikutnya ke titik besar di Desa Sijenggung, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara. Festival film yang sudah 18 tahun ini melibatkan komunitas Sangkanparan Cilacap, Art Film Pictures Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas dengan dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, dan LPDP. Informasi selengkapnya, dapat diakses di festivalfilmpurbalingga.id
Penulis: Tri Agus Triono
Editor: Bowo Leksono