Lapangan Rektorat ISI Surakarta disulap menjadi area pemutaran terbuka pada program “Tok Tok Tok : Layar Rerumputan” Sinema Akhir Tahun (SAT) #8. Gelaran kali ini merupakan hasıl kerja bersama (SAT) #8 dengan Festival Film Purbalingga (FFP).
Program penutup rangkaian pra-even SAT ke-8 ini dilaksanakan pada Jumat malam, 27 Oktober 2023 menghadirkan tiga Film Pelajar Terbaik FFP dan dua film pilihan Programmer SAT #8 dengan mengusung tema “Biarkan Cinta Tumbuh Seiklasnya”.
Pada kesempatan itu memutar “Izinkan Saya Menikahinya” (Film Fiksi Terbaik FFP 2016) sutradara Raeza Raenaldy Sutrimo produksi SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga, ”Pedangan” (Film Fiksi Terbaik FFP 2023) sutradara Olivia Nur Andini produksi SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara, “Sepuh” (Film Fiksi Terbaik FFP 2022) sutradara Lukman Maulana produksi SWBB Kabupaten Purbalingga, dan Video Perjalanan Festival Film Purbalingga, serta film “Di Sela Garis yang Tak Tertulis” disutradarai Alam Alghifari dari PH Zootudio dan “Saya Nikahkan” disutradarai Andi Risdianto dari Team Creative Multimedia.
Direktur Program SAT #8 Rizqullah Ramadhan Panggabean merasa senang dengan program bersama ini. “Bagi kami mahasiswa yang notabene juga berupaya mendirikan sebuah festival film, FFP menjadi contoh yang inspiratif,” akunya.
Dengan semangat membangun ekosistem perfilman, lanjut Rizqullah, FFP terus dialirkan secara konsisten hingga saat ini menginjak 17 tahun. ”Festival ini menunjukan seberapa fleksibel dan inklusif sinema di dalam masyarakat kita. Lewat kolaborasi ini, selain menjalin relasi antarfestival film, SAT berupaya meminjam, membersamai, dan menyebarkan semangat dari FFP,” tuturnya.
Menurut sutradara film ”Saya Nikahkan” Andi Risdianto, pemutaran kali ini memang bergenre umum sehingga dapat diterima semua kalangan. ”Saya tertarik pada film pelajar Purbalingga, dengan lokalitas yang menggunakan bahasa Banyumasan. Saya mengapresiasi ketiga film dari FFP” ungkap mahasiswi ISI Yogyakarta.
Penonton malam itu didominasi mahasiswa ISI Surakarta, namun kampus lain yang hadir juga beragam ada dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), hingga Jogja Film Academy (JFA) dan ISI Yogyakarta.
“Pemutaran kali ini tidak ada yang komedi, tapi ada film yang aku suka yaitu film Sepuh, soalnya jadi teringat orang tua. Nanti kalau aku sudah tua, seperti itu tidak ya?”, ujar Nuranisa mahasiswa Jurusan Teater ISI Surakarta.
Sementara menurut Direktur Program FFP Nur Muhammad Iskandar, program kerja bersama ini harus terus terjalin apalagi ISI Surakarta sebagai lembaga pendidikan film. ”Program ini bisa memperkenalkan film pelajar Banyumas Raya pada lingkungan pendidikan tinggi, sekaligus menjadi tolak ukur sampai dimana film-film pelajar nominasi dan terbaik FFP saat diapresiasi,” tuturnya.
Gelaran utama SAT #8 akan dilaksanakan pada 9-11 November 2023 di Teater Besar ISI Surakarta. SAT merupakan sebuah festival tahunan mahasiswa film dan televisa ISI Surakarta yand ada sejak 2015.