Ekosistem perfilman pelajar setidaknya terdiri dari pelajar, kepala sekolah, guru pembina, alumni, dan komunitas film yang membantu berkembangnya perfilman pelajar di sebuah sekolah.
Bagi CLC Purbalingga, di Kabupaten Purbalingga sebelumnya, pelajar memegang peran paling penting. Seiring berjalannya waktu dan perubahan-perubahan dalam ekosistem perfilman pelajar, peran terpenting itu ada pada guru pembina.
Jelang akhir tahun 2022, guru-guru pembina ekstrakulikuler sinematografi SMA/SMK di Purbalingga berkumpul. Dengan fasilitasi Festival Film Purbalingga (FFP), mereka saling berdiskusi, sharing, dan berpendapat, pada Sabtu pagi, 24 Desember 2022 di working space sebuah café di Purbalingga kota.
Guru pembina ekskul sinematografi SMA Negeri Bukateja Raafi Imam Fauzan, S.Pd. mengatakan, anak-anak yang sempat merasakan bimbingan CLC Purbalingga saat ini sudah kelas XII. “Sementara dua tahun ini ekskul sinema tanpa karya yang bisa diandalkan, padahal saat Pandemi menghasilkan karya,” ungkap guru pembina baru ini.
Pandemi Covid-19 meluluhlantahkan semua sendi kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar praktis berhenti terlebih sekedar ekstrakurikuler. Namun di Purbalingga, ada beberapa ekskul sinema yang tetap mampu berkarya.
Menurut Mufida Lailiy, S.Pd guru pembina ekskul sinema SMK Darul Abror Bukateja, ekskul sinema di sekolahnya baru sekitar dua tahun. “Tahun ini anak-anak mampu memproduksi film dokumentar pendek dan fiksi pendek yang bisa diikutkan ke beberapa festival film. Semoga tahun depan, sekolah kembali menyiapkan anggaran untuk produksi,” ujar guru yang mengajar sekolah di bawah Yayasan Pondok Pesantren Darul Abror ini.
Peristiwa sekolah yang jam pulangnya hingga sore, merupakan kendala tersendiri dalam mengembangkan bakat pelajar lewat ekstrakurikuler. Karena otomatis jam pengajaran ekskul juga semakin menyempit.
Lain lagi dengan SMK YPLP Perwira Purbalingga, menurut Anggi Widyasari, S.Kom. yang juga merupakan guru baru, bila tidak dibantu CLC Purbalingga, pihaknya akan bingung bagaimana memberi materi pengajaran kepada pelajar ekskul. “Anak-anak semangat dalam belajar film. Mereka butuh ditemani dan yang berkesempatan bertemu setiap hari, ya guru pembinanya,” jelasnya.
Dulu, guru pembina hanya sekedar mengabsen pelajar yang ikut ekskul. Saat ini, FFP sedang menyiapkan Kurikulum Perfilman Pelajar sebagai bahan ajar bagi para guru Pembina ekskul sinematografi.
CLC Purbalingga mengajak bergabung guru pembina ekskul sinema SMK HKTI 2 Purwareja Klampok, Banjarnegara. Menurut guru pembina Anggiriani Agustin Puspitasari, S.Pd. meskipun ekskul sinema di sekolahnya sudah relatif lama, namun belum memiliki peralatan produksi film yang standar dan selama ini seringnya memakai milik CLC. “Bila ke depan CLC tidak akan turun langsung, harapannya kami tetap berkesempatan mendapatkan workshop dari CLC,” harapnya.
Konsolidasi guru-guru pembina ekskul sinematografi ini merupakan program Pasca FFP 2022 kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolori (Kemdikbudristek), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan Program Strategis Dana Indonesiana. Selain itu, bekerjasama dengan Kedung Film Kebumen, Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Bioskop Misbar Purbalingga.