Bioskop Rakyat

Biora di SMK Tamansiswa Banjarnegara

Biora di SMK Tamansiswa Banjarnegara

Program Bioskop Rakyat (Biora), pemutaran film-film pelajar nominasi Festival Film Purbalingga (FFP) 2023 di SMK Tamansiswa Banjarnegara pada Kamis, 1 Februari 2024 jam 10.00 WIB. Pemutaran digelar di meeting room dengan penonton sekitar 50 siswa dari kelas X, XI, dan siswa ekstrakulikuler sinematofrafi.

Kepala SMK Tamansiswa Banjarnegara Mad Mualip, S.E., S.Kom., menyambut baik adanya program Biora di SMK Tamansiswa. ”Ini akan menggugah inspirasi bahkan minat siswa yang tadinya belum ada gambaran luas, dengan menonton film-film pelajar FFP semoga siswa termotivasi mengembangkan ilmunya untuk masa depan,” tuturnya.

Ada tujuh judul film pelajar yang diputar dan diapresiasi, antara lain ”Durma”, ”Wani Ngembeg”, ”Ebeg Sejoli”, ”Rumah Kuda”, ”Percakapan Hampa”, ”Mantu Kiai”, dan ”Pedangan”.

”Ini asik ya karena bisa memotivasi kami semua agar bisa membuat film. Dan setelah acara menonton, kami jadi merasa membuat film itu tidak mudah, perlu dipersiapkan dengan baik,” ungkap Saskia Rosmalia Fadilah, kelas X jurusan Akuntansi dan anggota ekskul sinema.

Pengembangan Skenario

Di ruang gedung lain, diadakan bimbingan singkat (coaching clinic) terkait pengembangan ide film fiksi pendek dan dokumenter pendek menjadi skenario yang layak diproduksi.

Selain siswa dari SMK Tamansiswa Banjarnegara yang mengajukan skenario fiksi pendek, coaching clinic tersebut juga memberi kesempatan kepada siswa SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara yang juga mengajukan skenario fiksi pendek.

Menurut Amalia Nafingah, siswa kelas XI jurusan broadcast dan perfilman SMK Tamansiswa Banjarnegara, kegiatan coaching clinic ini menantang karena pikirannya jadi lebih terbuka. ”Saya merasa skenario yang saya tulis masih banyak yang kurang dan saya siap memperbaiki,” ujar anggota ekskul sinema.

Skenario yang dibuat kedua sekolah sama-sama berdasarkan kisah nyata, skenario SMK Tamansiswa masih terlalu panjang karena banyak adegan yang kurang penting atau bisa digabung masih dimunculkan. Sementara skenario SMAN 1 Karangkobar terasa masih kurang sempurna.

Guru Pembina Ekskul Sinema SMK Tamansiswa Puguh Pratowo, S.Pd., mengatakan kegiatan ini terus terang ilmu yang tidak didapatkan di kurikulum sekolah. ”Dengan membedah skenario, siswa yang sebelumnya tidak terpikirkan sehingga bisa menemukan solusi dari kesulitan dalam membuat skenario,” jelasnya.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dana Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Berita Lainnya

Back to list