Setelah Focus Group Discussion (FGD) Kurikulum Perfilman Banyumas Raya, masih di lokasi yang sama, Owabong Cottage Bojongsari, Purbalingga, dilanjutkan FGD Hasil Pemetaan Festival Film Purbalingga (FFP), Jumat, 23 Desember 2022.
Masih dengan narasumber yang sama dari akademisi berbagai kampus dan praktisi tingkat nasional. FFP melibatkan tim penyusun Pemetaan FFP dari UIN Saizu Purwokerto, yaitu Dr. Teguh Trianton dan Arif Hidayat, M.Hum.
Arif Hidayat, M.Hum. mewakili tim periset memaparkan, setidaknya ada tiga dampak, yaitu sosial, ekonomi, dan budaya. “Di bidang sosial, menciptakan gotong-royong dan kerjasama warga, bidang ekonomi ada peningkatan omset bagi UMKM, dan bidang budaya selain revitalisasi secara alamiah lewat dialog dalam film-film Banyumasan, juga pengembangan seni tradisi,” tuturnya.
Narasumber dari Udinus Semarang Annisa Rachmatika Sari, M.Sn. mengaku, hasil riset ini penting tak hanya bagi masyarakat Banyumas Raya. “FFP yang sudah berusia 16 tahun ini jadi semakin mantap dalam melangkah. Selain itu, perfilman pelajar tumbuh secara organik berbarengan dengan pertumbuhan FFP,” ujarnya.
Diakui tim peneliti, penelitian terkait pemetaan FFP dan pertumbuhan film pelajar Banyumas Raya ini memang dengan waktu yang terbatas. Padahal banyak ditemukan fakta-fakta seperti pada bidang ekonomi yang membutuhkan waktu penelusuran relatif lama dan intens.
Hariyadi, Ph.D., dosen Unsoed Purwokerto menilai, berkaitan dengan dampak ekonomi FFP bagi masyarakat, ke depan membutuhkan keterlibatan orang-orang yang memiliki kemampuan ilmu ekonomi yang mumpuni. “Hal ini agar pembuat kebijakan akan lebih yakin dan lebih tertarik terhadap penelitian yang lebih empiris dan kualitatif,” tegasnya.
Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono menegaskan, pertumbuhan film pelajar Banyumas Raya dan FFP, keduanya saling berkait. “Film pelajar dalam pertumbuhannya membutuhkan festival, demikian sebaliknya, FFP tumbuh salah satunya adanya program utama berupa kompetisi film pelajar,” jelasnya.
FGD Hasil Pemetaan FFP ini merupakan program Pasca FFP 2022 kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolori (Kemdikbudristek), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan Program Strategis Dana Indonesiana. Selain itu, bekerjasama dengan Kedung Film Kebumen, Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Bioskop Misbar Purbalingga.