Selepas adzan Isya berkumandang, bising jangkrik yang saling bersautan, warga mulai berduyun-duyun memeriahkan Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) pada Senin malam, 1 Juli 2024.
Pemutaran film yang digelar di lapangan Desa Pagerandong, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga sebagai sarana tontonan dan tuntunan kepada masyarakat setempat, baik bagi warga Desa Pagerandong dan sekitarnya.
Melalui kerja sama antartim serta didukung peralatan yang memadai, antusias warga mulai terlihat bersamaan dengan lenggok sang penari Lengger Banyumasan yang dibawakan sebagai pembuka. Gemulai penari Lengger Banyumasan mengawali kegiatan pada malam itu.
Nursaid selaku ketua karang taruna Desa Pagerandong mengungkapkan Layar Tanjleb ini dapat menjadi sarana literasi melalui film yang ditayangkan. “Adanya Layar Tanjleb ini dapat dijadikan sarana literasi dan tempat berkumpulnya warga dengan pemberian pesan melalui film-film yang ditampilkan,” ungkapnya.
Pemutaran film fiksi dan dokumenter Kompetisi Film Pelajar, serta Film Non-Kompetisi. Diantaranya “Plong” sutradara Ria Apri Hardianto produksi Movieda Production SMK Darul Abror Bukateja Purbalingga, “Murni” sutradara Revita Dwi Meysa Putri produksi Hika Production SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara, “Roleplay” sutradara Daffa Aqilla Hanip produksi Dreams Cinema SMA Negeri 1 Padamara Purbalingga.
Pada film non-kompetisi, yaitu “Balada Pengantin Baru” sutradara Paulus Ananda Khrisna Agathis produksi Institut Kesenian Jakarta, “Bapakku adalah…?” sutradara Raihan Mauladi produksi Huha Pictures, dan film panjang “Srimulat: Hidup Memang Komedi” yang disutradarai Fajar Nugros produksi MNC Pictures & IDN Pictures.
Tawa riang anak-anak terdengar meriah di bagian depan layar. Mereka bersama ibu-ibunya dan warga lainnya. Para penonton menatap serius layar yang ditancapkan dengan sesekali tertawa karena ceritanya.
“Seru banget pas nonton filmnya. Jarang ada tontonan kayak gini, jadi pas tahu ada layar tanjleb di lapangan, langsung berencana dengan teman-teman untuk berangkat bareng,” ujar Latifatunnisa.
Salah satu pedagang Abdul Muta’qin, bersemangat menjajakan dagangannya sembari menemani warga selama menonton film. “Alhamdulillah, karena Layar Tanjleb disini, saya jadi bisa jualan malam. Banyak anak yang sudah beli jajanan saya, ya itung-itung memeriahkan acara,” jelas penjual bakso tusuk dan sosis bakar.
Program Layar Tanjleb malam berikutnya ke Desa Pejawaran Kecamatan Pejawaran Banjarnegara, Desa Toyareka Kecamatan Kemangkon Purbalingga, dan Desa Kesugihan Kidul Kecamatan Kesugihan Cilacap.
Festival film yang sudah 18 tahun ini melibatkan komunitas Sangkanparan Cilacap, Art Film Pictures Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas dengan dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, dan LPDP. Informasi selengkapnya, dapat diakses di festivalfilmpurbalingga.id
Penulis: Zalfa Naziha Annaifa
Editor: Bowo Leksono