Usai penyusunan Modul Pembelajaran Kurikulum Perfilman Pelajar Banyumas Raya, pada November 2023 lalu, digelar Focus Group Discussion (FGD) pada Selasa, 9 Januari 2024, siang hingga sore, di Braling Grand Hotel by Azana Purbalingga.
FGD ini dihadiri komunitas film yang tergabung dalam Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB); CLC Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, dan Art Film Pictures Banjarnegara. Selain itu dilibatkan juga para alumni pelajar pembuat film, guru-guru pembina ekstrakulikuler sinematografi SMA/SMK se-Banyumas Raya, dan beberapa dosen yang diundang untuk memberi masukan.
”Selama ini kami para guru pembina tidak ada panduan khusus dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Kami belajar berdasarkan google dan youtube. Dengan adanya kurikulum dan modul ini akan sangat membantu para guru dan pengajar ekstrakulikuler sinematografi,” tutur Irfan Dahli, S.Pd guru SMK Negeri 2 Bawang yang baru saja pindah mengajar di SMK Negeri 1 Pagentan Banjarnegara.
FGD ini dipimpin dua dosen yang mendampingi penyusunan modul kurikulum yaitu Sri Wastiti Setyawati, M.Sn dan St. Andre Triadiputra, M.Sn. Penyusunan modul kurikulum pembelajaran ini bekerjasama dengan ISI Surakarta.
Penyusun kurikulum dan modul St. Andre Triadiputra, M.Sn mengatakan, di FGD ini cukup banyak masukan penting dari peserta yang akan menjadi poin untuk turut menyempurnakan modul. ”Sehingga nantinya modul ini diharapkan mudah diterima, dipahami, dan dipelajari baik oleh guru maupun siswa,” ujar dosen ISI Surakarta ini.
Modul dari kurikulum perfilman ini kedepannya akan menjadi pegangan para guru pembina dalam mendampingi pelajar saat belajar perfilman di sekolah. Diharapkan ke depannya dengan adanya modul sebagai pegangan guru pembina, produksi film di sekolah mampu berjalan mandiri.
Tri Adi Sumbogo, S.Sos, M.Si, dosen Komunikasi Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta mengucapkan selamat bagi JKFB untuk segala macam upaya memperbaiki dan meningkatkan kapasitas perfilman di Banyumas Raya terus dilakukan. ”Upaya ini untuk semakin banyak agency lokal yang bisa mendorong proses kretif penciptaan film di Banyumas Raya khususnya,” ungkapnya.
Modul dari kurikulum ini nantinya selain akan dipakai sekolah-sekolah setingkat SMA/SMK Banyumas Raya, juga terbuka untuk diterapkan di sekolah di luar Banyumas Raya, usai secara resmi diluncurkan pada Festival Film Purbalingga (FFP) Juli 2024.
FGD penyusunan Modul Pembelajaran Kurikulum Perfilman Pelajar Banyumas Raya ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dana Indonesia, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).