Berbagi

Konsolidasi dan Penguatan Komunitas Film Banyumas Raya

Konsolidasi dan Penguatan Komunitas Film Banyumas Raya

Pegiat film dari Banyumas Raya: Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen berkumpul di Baturraden, Banyumas dalam kegiatan Konsolidasi dan Penguatan Komunitas Film, Minggu, 27 November 2022.

Kegiatan itu merupakan upaya Festival Film Purbalingga (FFP) dalam melakukan pemetaan komunitas-komunitas film di wilayah Banyumas Raya. Ada sekitar 150 orang dari 25 komunitas film yang berasal dari 5 kabupaten.

“Ini penting dilakukan karena semakin semaraknya komunitas-komunitas film agar ada komunikasi yang baik. Kedepannya akan lebih luas dan kuat ekosistem perfilman di Banyumas Raya.” tutur Firman Fajar Wiguna selaku Project Manajer.

Sesi awal sebagai pengenalan dari CLC Purbalingga, Sangkanparan Cilacap, Kedung Film Kebumen, dan ART Film Picture Banjarnegara yang tergabung dalam Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB).

Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono salah satu penggagas awal JKFB menyampaikan, sudah scukup lama Kabupaten Banyumas belum lahir komunitas film yang konsisten bergerak di kegiatan-kegiatan perfilman berbasis komunitas.

“Kabupaten Banyumas yang dulu komunitas filmnya tumbuh di kampus, tidak mampu bertahan. Secara individu, rata-rata mereka yang berasal dari perantauan akan kembali ke daerah asal,” ungkap Bowo yang saat ini menjadi Pembina JKFB.

Hal serupa disampaikan mantan pegiat film Purwokerto Nugroho Pandhi Sukmono. “Banyumas belum bisa seperti Jogja. Di sana, orang perantauan betah tinggal dan menjadi tempat penghidupan,” ujar wartawan Suara Merdeka ini.

Merencanakan Program Pemutaran Film

Pada sesi kedua, komunitas film saling berbagi informasi apa saja kegiatan masing-masing. Selain produksi beberapa komunitas film mengerjakan kerja-kerja ekshibisi atau pemutaran film, namun belum terkelola dengan baik.

Nando dari komunitas Kemulan Sarung Banjarnegara memiliki program pemutaran Minton (Minggu Menonton). Program Minton ini, katanya, diinisiai karena melihat warga desa yang ingin menonton film namun keterbatasan akses jarak ke kota. “Akhirnya, kami membuat pemutaran film yang diadakan di rumah secara sederhanya,” jelasnya.

Beragam ruang putar yang ada di Banyumas Raya ini sebagai upaya mengapresiasi film-film komunitas. Akses materi film menjadi salah satu masalah penting yang dihadapi komunitas pemutar, karenanya Festival Film Purbalingga (FFP) dalam proses pengarsipan yang mampu diakses siapapun yang membutuhkan dengan mudah lewat situs festival.

“Saat ini, situs FFP dalam upaya penyempurnaan laman arsip. Kami baru bisa memberikan data film tertulis. Kedepannya kami berharap melalui data arsip ini akan memudahkan semua orang yang ingin mengakses film dari Banyumas Raya,” ujar Nur Muhammad Iskandar selaku Direktur Program FFP.

Kegiatan ini merupakan program Pasca FFP 2022 kerjasama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan Program Strategis Dana Indonesiana. Selain itu, bekerjasama dengan Kedung Film Kebumen, Sangkanparan Cilacap, Art Film Banjarnegara, dan Bioskop Misbar Purbalingga.

Berita Lainnya

Back to list