Berbagi

Layar Tanjleb Mampu Membuktikan Manusia Makhluk Sosial

Layar Tanjleb Mampu Membuktikan Manusia Makhluk Sosial

Di tengah banyaknya platform film dengan menikmati dari rumah yang nyaman, ratusan warga Desa Dawuhan Wetan, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas dan sekitarnya lebih memilih datang ke lapangan. Mereka duduk beralaskan tikar di atas rumput, serentak menikmati tontonan yang digelar, pada Rabu malam, 3 Juli 2024.

Sebuah kegiatan Festival Film Purbalingga (FFP) 2024 berlangsung sedikit dramatis. Tepat waktu dimana acara akan dimulai, terjadi pemadam listrik bersamaan datangnya rintik gerimis. Situasi seperti ini menguntungkan untuk kegiatan Layar Tanjleb, ditambah adanya penjual UMKM yang berderet memutari separuh lapangan. Seperti harapan dari para Laskar Layar Tanjleb, warga mulai berbondong-bondong ke lapangan.

Kepala Desa Dawuhan Wetan H. Drs. Susmoro, M.Si dalam sambutannya menyambut baik kegitan Layar Tanjleb yang diinisiasi karang taruna desa ini. ”Ini bukti bahwa pemuda desa mempunyai daya yang kuat, mampu menggerakan warga desa dengan kekuatannya. Semoga program ini ke depan bisa terus berlanjut,” harapnya.

Film yang diputar merupakan film fiksi dan dokumenter kompetisi film pelajar FFP 2024 dan film non-kompetisi, yaitu film ”PUR” sutradara Nanda Barokah produksi Brankas Film SMA Negeri 2 Purbalingga, “Melukis Ibu” sutradara Nareswari Chaira Hisaani, dan “Yang Tergerus Waktu” sutradara Seno Aulia wijayanto keduanya produksi Cinemadoea SMA Negeri 2 Purwokerto.

Dilanjut film non-kompetisi “Transtalk” sutradara Rizzcool produksi Acah Acah Films, “Yati” sutradara Arfyan Dewa produksi Jeger Universe, ”Balada Pengantin Baru” sutradara Paulus Ananda Khrisna Agathis produksi Institut Kesenaian Jakarta, dan film panjang ”Srimulat: Hidup Memang Komedi” sutradara Fajar Nugros produksi MNC Pictures & IDN Pictures.

Ketua Panitia Lokal Mohamad Subqi Khoeri tidak menyangka akan banyak warga yang datang ke lapangan. ”Pengalaman ini menjadi pemacu bagi kami karangtaruna desa, untuk bisa terus membuat pemutaran film di desa,” tegasnya.

Sampai akhir pemutaran film berjalan lancar, disamping karena terjadinya mati listrik di awal, juga karena kebutuhan sosial manusia turut andil yaitu berkumpul dengan tetanggga. Padahal jika dipikir secara rasional, akan lebih nyaman jika mereka tetap di kasur mereka yang empuk, menonton dari gadget tanpa harus repot.

Program Layar Tanjleb malam berikutnya di Desa Grecol, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga. FFP 2024 ini melibatkan Sangkanparan Cilacap, Art Film Pictures Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Dana Indonesiana, dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

Penulis: Muhammad Handika Sofwanul Choir
Editor: Bowo Leksono

Berita Lainnya

Back to list