Berbagi

Udara Dingin Tak Menyurutkan Antusias Warga

Udara Dingin Tak Menyurutkan Antusias Warga

Sore yang sedikit mendung dan angin bertiup cukup kencang, Punggawa Festival Film Purbalingga (FFP) 2024 bersiap mengembangkan layar. Dibantu panitia lokal memakai mobil dan pengeras suara, berkeliling desa mengumumkan acara Layar Tanjleb malamnya.

Para Pedagang UMKM mulai berdatangan dan mempersiapkan lapak di tempat yang sudah disediakan. Titik besar Layar Tanjleb FFP di Kabupaten Banjarnegara digelar Sabtu, 13 Juli 2024 di Lapangan Desa Sijenggung, Kecamatan Banjarmangu.

Malamnya, udara dingin mulai menyelimuti namun tak menjadi alasan warga berbondong-bondong ke lapangan menyaksikan Layar Tanjleb, mulai orangtua, remaja, terutama anak-anak ikut meramaikan tontonan ini.

Film-film yang diputar malam itu adalah film fiksi dan dokumenter kompetisi pelajar dan film non-kompetisi pelajar serta film panjang. Film-film kompetisi pelajar yaitu “Pitutur” sutradara Fitra Gladen Falendra produksi B2Film SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara, “Murni” sutradara Revita Dwi Meysa Putri produksi Hika Production SMK HKTI 2 Purwareja Klampok Banjarnegara,

dan “Bendera Sholawat” sutradara Keyzia Faninda Putri produksi Skafa Media SMK Al Fatah Banjarnegara.

Adapun film-film non-kompetisi yaitu “Kala Akhir Pekan” sutradara Winata Putra Satria produksi Asaloka Films, “Yati” sutradara Arfiyan Dewa produksi Jeger Universe, dan satu film panjang “Srimulat: Hidup Memang Komedi” sutradara Fajar Nugros produksi MNC Pictures & IDN Pictures.

“Ini suasana yang luar biasa ya, saya hampir tidak percaya. Layar Tanjleb adalah tontonan yang sudah lama sekali tidak ada di desa ini dan baru ada lagi sekarang, warga sangat antusias meramaikan tontonan ini” ujar Suyono, kepala Desa Sijenggung dalam sambutannya.

Menurut Aminah warga Desa Sijenggung, acara seperti ini sudah lama sekali tidak ada. “Saya sudah lama sekali tidak menonton Layar Tanjleb seperti ini. Dulu filmnya masih jadul, tapi sekarang banyak film-film baru karya anak muda yang isinya sangat menginspirasi. Saya jadi bernostalgia,” tuturnya.

Udara malam yang semakin dingin tidak menyurutkan sebagian besar penonton untuk bangkit dari tempat duduknya hingga film terakhir. Para pedagang UMKM pun merasa bungah karena berkesempatan mengais tambahan rezeki.

Usai dari Kabupaten Banjarnegara, program Layar Tanjleb malam berikutnya ke titik mandiri di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. Festival film yang sudah 18 tahun ini melibatkan komunitas Sangkanparan Cilacap, Art Film Pictures Banjarnegara, dan Hompimpaa Banyumas dengan dukungan Kemdikbudristek, Dana Indonesiana, dan LPDP. Informasi selengkapnya, dapat diakses di festivalfilmpurbalingga.id

Penulis: Fikri Cahya Putra Wara
Editor: Bowo Leksono

Berita Lainnya

Back to list